Sejumlah warga korban sengketa apartemen di Jakarta Utara mendatangi Gedung DPR RI pada Kamis, 27 Februari, untuk mengadu nasib mereka ke Komisi III DPR RI.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu korban menunjukkan emosi yang mendalam hingga berlutut di depan anggota dewan.
Seorang ibu yang menjadi korban sengketa apartemen itu menceritakan pengalamannya yang mengharukan. Ia mengungkapkan bahwa aliran listrik ke unit apartemennya telah diputus paksa tanpa pemberitahuan.
"Jadi, sekarang saya mengungsi, dan ada buktinya, Pak. Semuanya ada. Saya dieksekusi begitu saja. Suami saya pulang, dan tiba-tiba meteran listrik kami dicabut. Ini seperti perampokan, Pak. Saya baru pulang dari rumah sakit, tetapi meteran listrik kami langsung dicuri dan dieksekusi tanpa pemberitahuan. Saya tidak mengatakan sepatah kata pun sebelumnya, Pak. Ini terlalu kejam. Sungguh, saya tidak berbohong,” kata ibu tersebut dengan suara bergetar.
Melihat kondisi korban yang histeris hingga berlutut di depannya, Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, tampak panik dan berusaha menenangkan ibu tersebut.
"Ibu jangan gitu, kita sama derajatnya, kita bantu, Insyaallah," ujar Habiburokhman.
Komisi III DPR RI berjanji akan segera menindaklanjuti pengaduan tersebut dan meminta bantuan dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk menyelesaikan masalah sengketa apartemen sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai langkah penyelesaian jangka pendek, Komisi III DPR RI akan meminta pengembang apartemen untuk segera mengaktifkan kembali aliran listrik dan air bersih ke unit-unit apartemen para pengadu demi keadilan dan kemanusiaan.
Sumber : viva.co.id
#fyp
jubir86.my.id
(Dwi)