jubir86 | PURWAKARTA
Dinamika politik di Purwakarta kembali menjadi sorotan publik. Perbedaan mencolok antara Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein dan Wakil Bupati Purwakarta Abang Ijo Hapidin mengundang perhatian berbagai kalangan, termasuk pengamat politik lokal Mufti Aliansyah. Ia menyebut bahwa kepemimpinan di Purwakarta saat ini terlihat timpang.
“Kalau kita bicara soal kinerja, Binzein jelas fokus pada tugasnya. Ia bekerja senyap tapi konkret, meskipun sesekali muncul di media sosialnya. Sementara Hapidin—maaf saja—lebih sibuk membangun citra pribadi dan mencari panggung politik,” kata Mufti, Rabu (4/4).
Bupati Purwakarta Saepul Binzein Dinilai Serius Kerja, Tak Banyak Gimik
Mufti menilai bahwa Saepul Bahri Binzein, sebagai Bupati Purwakarta, menunjukkan karakter pemimpin teknokrat yang lebih mementingkan hasil dibanding popularitas.
“Beliau turun langsung saat banjir, ikut tanam pohon, fokus aksi bersih-bersih, tangani mudik, bahkan pulangkan TKI dari Arab Saudi. Saat libur lebaran, beliau juga turun meninjau persiapan tempat wisata. Ini contoh pemimpin yang memahami substansi kerja,” ujarnya.
Gaya Politik Wakil Bupati Purwakarta Dinilai Kontraproduktif
Sebaliknya, Abang Ijo Hapidin, Wakil Bupati Purwakarta, disebut lebih sibuk membangun panggung media sosial. Mufti menilai program seperti Lapor Bang Wabup hanya menjadi alat pencitraan.
“Setiap hari bikin konten, tapi sedikit yang selesai. Isu-isu seperti percaloan PT Metro dan nasib buruh PT Randu Lawang belum ada kejelasan. Masalah baru muncul sebelum yang lama dituntaskan,” jelas Mufti.
Manuver Politik: Pindah Partai, Lupa Mandat Rakyat
Mufti juga menyoroti manuver politik Hapidin yang pindah dari Partai Demokrat ke PSI, bahkan langsung menjadi Ketua PSI Jawa Barat. Langkah ini dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap mandat rakyat.
“Dia menang sebagai kader Demokrat, tapi malah pindah ke PSI. Rakyat bisa menilai, ini pengabdian atau ambisi?” tegas Mufti.
Sementara itu, Saepul Binzein tetap berada di barisan partai pengusungnya, Gerindra, dan fokus pada tugasnya tanpa manuver politik yang mencolok.
Warga Purwakarta Makin Melek Politik
Mufti menegaskan bahwa masyarakat kini lebih cerdas dalam menilai pemimpinnya.
“Masyarakat sekarang tak sebodoh dulu. Mereka bisa membedakan mana pemimpin yang benar-benar bekerja dan mana yang hanya cari panggung. Saepul mungkin tak viral, tapi dicintai rakyat. Sementara Hapidin? Ya, kita lihat nanti apakah kamera bisa menyelamatkannya dari penghakiman pemilu mendatang,” tutup Mufti.
Sumber : madilog.com
#fyp
(Dwi)