Dilansir Dari Media TRIBUNSUMSEL.COM
jubir86 | JAKARTA
Terungkap besaran biaya siswa SMAN 6 Depok study tour jadi pemicu Kepsek dipecat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Seperti diketahui, Dedi Mulyadi pencopot Kepsek SMAN 6 Depok di hari pertamanya menjabat sebagai Gubernur Jabar periode 2025-2030.
Keputusan ini diambil setelah pihak sekolah tetap memberangkatkan siswa untuk study tour ke Jawa Timur, meskipun telah ada larangan dari pemerintah provinsi.
Adapun biaya study tour siswa SMAN 6 Depok mencapai Rp 3,8 juta.
Hal ini diungkap Humas SMAN 6 Depok, Syahri Ramadhan mengatakan, besaran biaya kunjungan objek belajar (KOB) atau study tour mencapai Rp 3,8 juta untuk perjalanan selama delapan hari ke tiga lokasi.
Tiga lokasi itu termasuk Surabaya dan Malang di Jawa Timur, dan Bali. Hal ini sekaligus menepis pernyataan gubernur terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menyebutkan nominal biaya yang harus dipersiapkan setiap murid berkisar Rp 5,5 juta.
"Ada tawar menawar (dengan pihak travel) dan setelah disepakati ada di angka Rp 3,8 juta dan itu sudah disetujui (seluruh pihak). Pada saat itu, rapatnya tanggal 21 November 2024,” ucap Syahri saat ditemui Kompas.com, Selasa (18/2/2025).
Nominal itu juga sudah termasuk biaya kegiatan, transportasi, akomodasi, dan makanan. Pihak sekolah tidak pernah membebani agar membawa uang tambahan selama perjalanan.
"Jika para murid tidak membawa uang saku selama delapan hari juga enggak masalah, karena biaya tadi sudah mencakup semuanya,” ungkap Syahri.
Pasalnya, orangtua diperkenankan untuk mencicil, membayar lunas, atau mengajukan keringanan sejak besaran biaya study tour ditetapkan dua bulan lalu.
"Untuk yang tidak mampu, di sekolah ini tidak pernah dipaksakan harus membayar, apalagi sampai ada yang bilang ‘yang enggak ikut juga harus bayar’, itu berita yang sangat salah,” ungkap Syahri.
Komite sekolah juga menerapkan subsidi silang untuk para wali murid yang tidak bisa membayar sepenuhnya atau semampunya.
"Ada sebuah budaya baik yang kita pertahankan ketika orangtua murid yang mampu akan membantu yang tidak mampu. Bahasanya subsidi silang dan selalu seperti itu untuk seluruh kegiatan yang terjadi disini,” jelas Syahri. Hal ini untuk mempertegas tidak ada wali murid yang merasa keberatan atas program study tour.
Syahri melanjutkan, terdapat 37 dari 347 murid yang pembiayaannya dibantu untuk tetap ikut program yang berfokus kepada kunjungan ke empat PTN.
Lalu, siswa juga akan tinggal bersama penduduk desa Kungkuk, Batu, Malang, Jawa Timur, untuk observasi lingkungan.
“Jadi mereka tinggal di rumah penduduk desa, ikut bertani, ikut beternak; dan sebagainya sekaligus melakukan observasi lingkungan, baik itu sifatnya lingkungan alamnya maupun kebudayaannya,” terang Syahri.
Dilarang Dedi Mulyadi
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi sudah melarang kegiatan tersebut.
Namun kini Komite SMAN 6 Depok justru balik melayangkan protes.
Diketahui, study tour ke Bali tersebut mewajibkan siswa membayar Rp3,5 juta.
Dedi Mulyadi berpendapat bila ditambah uang jajan, maka siswa harus membawa uang sekitar Rp5,5 juta.
SMAN 6 Depok pun beralasan pergi study tour ke Bali untuk belajar PPKN.
Mereka beralasan, study tour bukan hanya sekadar jalan-jalan, tapi juga belajar PPKN.
Dedi Mulyadi lantas menyoroti alasan SMAN 6 Depok berkukuh menggelar study tour ke Bali.
Ia bereaksi atas semua alasan SMAN 6 Depok yang memaksa pergi study tour ke Bali.
"Kemudian study tour itu masuk dalam kurikulum sekolah yaitu pelajaran PPKN," ucap Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi pun memberi sindiran pada komite sekolah.
"Komite sekolah sangat peduli untuk mendapat pelajaran yang berharga dari pergi ke Bali, terutama di bidang PPKN. Keren banget," ujarnya.
Ia tak menyangka, komite sekolah justru menganggap nominal tersebut tak seberapa.
Padahal ia menyebut, sebagian orang tua ada yang protes dengan biaya keberangkatan.
"Yang lain orang tuanya protes karena kemahalan, ini protes karena dianggap biaya sekian itu tidak terlalu mahal."
"Ini tentu menunjukan kelas ekonomi di kelas tersebut sangat mapan orang tua siswanya," tutur Dedi, melansir TribunnewsBogor.com.
Ia menekankan bahwa belajar PPKN tak perlu sampai jauh pergi ke Bali.
"PPKN tidak mesti pergi ke Bali, bisa di lingkungan kita."
"Membantu orang tua membereskan rumah itu PPKN, berkunjung ke rumah tangga siapa tahu tidak punya beras itu juga PPKN."
"Study tentang lingkungan sejarah kebudayaan Depok itu luar biasa," katanya.
Dedi menyarankan bila komite ngotot ingin pergi ke Bali, tidak membawa nama sekolah.
"Apabila orang tuanya ingin anaknya piknik, tidak ada masalah itu hak setiap orang."
"Tetapi lebih baik selenggarakan oleh orang tua anak-anaknya didampingi ke Bali."
"Jangan bawa nama sekolah, cukup orang tuanya," papar Dedi.
Termasuk dengan guru yang ingin ikut harus pula membayar menggunakan uang pribadi.
"Gurunya boleh pergi dengan biaya sendiri."
"Kalau guru ke Bali kemudian mendapat transport dari orang tua apalagi ASN, ya itu tidak boleh menurut Undang-undang," tegas Dedi.
Sementara itu, Ketua Komite SMAN 6 Depok, Eko Pujianto mengatakan, study tour masuk dalam kurikulum pelajaran.
"Tolong jangan asal komentar, karena yang rugi reputasi sekolah ini. Saya berani ngomong seperti ini karena kami di komite bekerja ikhlas lillahi taala," kata Eko.
Apalagi, kata dia, pihak orang tua siswa juga melakukan subsidi bagi siswa yang kurang mampu.
Sekolah Tetap Berangkat
Meskipun mendapat imbauan hingga larangan dari Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi, pihak SMAN 6 Depok tak mengubah rencananya.
Program Study Tour yang mendapat kritik dari Denmul itu tetap dilangsungkan oleh sekolah.
Kurang lebih sebanyak 347 siswa akan berangkat ke Jawa Timur dan dilanjutkan satu hari untuk menikmati wisata di Pulau Dewata, Bali.
Lewat keterangan humas SMAN 6 Depok keputusan tersebut tak akan berubah meskipun sudah dilarang Dedi Mulyadi.
Sebanyak 347 siswa SMAN 6 Depok tetap berangkat menuju Surabaya, Jawa Timur, dalam rangka Kunjungan Objek Belajar (KOB) selama delapan hari hingga Senin (24/2/2025).
Keputusan ini tetap dilakukan meski Gubernur terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi mengimbau agar SMAN 6 Depok meniadakan study tour melalui akun Instagram pribadinya.
“Semuanya ikut. Seluruh siswa ada 347 orang, itu dari kelas 11 semua (total 9 kelas),” ucap Humas SMAN 6 Depok, Syahri Muhammad, saat ditemui Kompas.com, Selasa (18/2/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Rabu (19/2/2025).
Syahri menyampaikan, program ini tetap dilakukan karena memperoleh persetujuan wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah dalam rapat darurat pada Minggu (16/2/2025).
“Soalnya kemarin jaraknya cuma satu hari dari video viral milik Pak Dedi ke hari keberangkatan (Senin),” ungkap Syahri.
Pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat sehari setelah video itu ramai diperdebatkan.
Pasalnya, program KOB yang direncanakan pihak sekolah justru memusatkan kunjungan ke PTN di wilayah Surabaya dan Malang, bukan Bali.
Di sana, mereka akan berkunjung ke empat PTN untuk melakukan kunjungan dan memperoleh sejumlah informasi terkait pendaftaran penerimaan mahasiswa baru.
“SMA Negeri 6 Depok itu memperoleh kemudahan-kemudahan untuk informasi perguruan tinggi dan juga dalam hal pendaftaran,” ungkap Syahri.
Tak hanya itu, siswa juga akan tinggal bersama penduduk Desa Kungkuk, Batu, Malang, Jawa Timur, untuk observasi lingkungan.
“Jadi mereka tinggal di rumah penduduk desa, ikut bertani, ikut beternak, dan sebagainya, sekaligus melakukan observasi lingkungan, baik itu sifatnya lingkungan alamnya maupun kebudayaannya,” ujar Syahri.
Sementara itu, kunjungan ke destinasi Bali dilakukan pada hari terakhir perjalanan untuk wisata setelah melakukan rangkaian agenda observasi.
Kepsek SMAN 6 Depok Dicopot
Kini Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung mengambil tindakan tegas pada hari pertamanya menjabat dengan mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok.
Keputusan ini diambil setelah pihak sekolah tetap memberangkatkan siswa untuk study tour ke Jawa Timur, meskipun telah ada larangan dari pemerintah provinsi.
"Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya berpergian ke luar provinsi," ujar Dedi saat ditemui di Istana, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Dedi menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upayanya membenahi manajemen pendidikan di Jawa Barat.
Ia juga telah memerintahkan inspeksi lebih lanjut terhadap SMAN 6 Depok untuk memastikan apakah ada pungutan terhadap siswa dalam kegiatan study tour tersebut.
"Hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa apakah sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak," kata Dedi.
Dedi menyebut bahwa kebijakannya ini bertujuan untuk menangani isu-isu pendidikan yang selama ini meresahkan masyarakat, seperti Program Indonesia Pintar (PIP), pungutan liar, dan study tour yang tidak sesuai aturan.
"Ini kinerja saya pertama ingin membenahi manajemen di kependidikan di Provinsi Jawa Barat, karena kan isu PIP, pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat," lanjutnya.
#fyp
jubir86.my.id
(Red)